
Share this content:
Halo, Healingers! Pagi ini, dalam nuansa libur Imlek yang masih terasa, saya memutuskan untuk melakukan touring motor ke Puncak Gunung Telomoyo, salah satu destinasi favorit para pecinta touring di Magelang. Kebetulan, saya dipinjamkan unit motor Vario 160 untuk perjalanan kali ini. Momen ini sekaligus jadi kesempatan buat mencoba performa motor ini saat menaklukkan medan naik-turun gunung.
Perjalanan Dimulai dari Borobudur
Saya memulai perjalanan sekitar pukul 05.22 dari daerah sekitar Candi Borobudur, tepatnya 2,5 km dari lokasi wisata terkenal ini. Pagi itu, jalanan masih sepi, memberi ruang bebas buat menikmati setiap tikungan dengan tenang. Salah satu hal yang saya suka saat touring di Magelang adalah kondisi jalannya yang mulus, meskipun tidak terlalu lebar. Selain itu, bebas macet dan udaranya pun sejuk, bikin perjalanan makin nyaman.

Sudah lama sebenarnya saya ingin mencoba touring ke Puncak Gunung Telomoyo. View yang ditawarkan sepanjang perjalanan memang terkenal memukau. Dari sini, Healingers bisa menikmati panorama beberapa gunung sekaligus, yang bikin perjalanan terasa singkat meski jarak tempuhnya lumayan.
Keunikan Gunung Telomoyo: Bisa Didaki dengan Motor!
Tahukah Healingers? Telomoyo adalah satu-satunya gunung di Magelang—dan mungkin di Indonesia—yang bisa didaki sampai ke puncaknya menggunakan kendaraan bermotor. Ini jelas jadi daya tarik utama buat para pecinta touring motor.

Ada beberapa alternatif untuk mencapai puncaknya. Healingers bisa naik motor sendiri atau sewa motor di lokasi. Kalau datang pakai mobil, harus rela parkir di bawah karena mobil dilarang naik. Sebagai gantinya, ada jasa sewa jeep yang siap mengantar sampai puncak. Untuk tarifnya, sewa motor sebelum jam 6 pagi dibanderol Rp100.000, sedangkan setelahnya Rp70.000. Kalau pilih naik jeep, biayanya Rp700.000 sebelum jam 6 pagi dan Rp400.000 setelahnya. Tiket masuk ke Gunung Telomoyo sendiri cukup terjangkau, hanya Rp15.000 per orang.
Lebih Seru Naik Motor Sendiri!
Buat saya, touring ke Puncak Gunung Telomoyo lebih asyik pakai motor sendiri. Selain bebas dari durasi waktu sewa, Healingers bisa berhenti kapan saja kalau nemu spot foto keren. Berbeda kalau naik jeep, yang hanya berhenti di titik-titik tertentu seperti Cafe Awang-Awang Telomoyo, Triangle Sky View, atau langsung di Puncak Gunung Telomoyo.

Menariknya, justru pemandangan sepanjang perjalanan menuju puncak yang lebih berkesan daripada puncaknya sendiri. Setibanya di puncak, yang terlihat hanya menara sutet yang dikelilingi warung-warung sederhana. Tapi perjalanan ke atas—dengan hamparan hijau perbukitan dan siluet gunung-gunung di kejauhan—benar-benar bikin mata nggak berkedip!
Berhenti Sejenak di Warung Mbak Endut
Setelah menikmati pemandangan, saya memutuskan turun karena perut mulai keroncongan. Sialnya, Triangle Sky View Cafe sedang tutup karena perbaikan, dan Cafe Awang-Awang Telomoyo baru buka jam 8 pagi. Akhirnya, saya memilih berhenti di salah satu warung UMKM yang cukup terkenal, yaitu Warung Mbak Endut.

Di udara yang dingin, semangkuk mie instan panas plus tempe mendoan dan kopi susu benar-benar jadi penyelamat! Rasanya sederhana, tapi pas banget buat menghangatkan badan setelah perjalanan menantang.
Tips Touring ke Gunung Telomoyo
Buat Healingers yang pengin touring ke Gunung Telomoyo, ada beberapa tips yang bisa dicoba:
- Berangkat Pagi: Selain udara masih sejuk, pemandangan sunrise dari beberapa spot juga sayang banget buat dilewatkan.
- Pastikan Motor Fit: Jalur menuju puncak cukup menantang dengan tanjakan curam, jadi cek kondisi rem dan ban motor sebelum berangkat.
- Bawa Jaket dan Sarung Tangan: Udara di ketinggian lumayan dingin, apalagi kalau masih pagi.
- Siapkan Kamera: Banyak spot Instagramable di sepanjang jalur, jadi jangan sampai kelewatan buat abadikan momen!
Secara keseluruhan, touring motor ke Puncak Gunung Telomoyo benar-benar worth it buat Healingers yang suka eksplorasi alam. Perpaduan jalur yang menantang dan pemandangan indah bikin perjalanan jadi pengalaman tak terlupakan. Jadi, kapan Healingers mau coba touring ke sini?