
Share this content:
Pagi ini waktu menunjukan pukul 9.00 pagi, kami sudah kumpul di Kantor Pemasaran Tigaraksa. Tempat ini telah kami tentukan sebelumnya sebagai titik kumpul touring kita ke Lebak dan Gunung Halimun.
Kami berangkat dari Tigaraksa ke arah Tenjo. Di daerah Tenjo kami masih banyak menemukan jalan rusak. Perjalanan kami lanjutkan ke arah Jasinga, di Jasinga track jalannya cukup menantang. Jalanan berkelok dan pemandangan indah menjadi teman touring kita. Kondisi lalu lintas pun tidak terlalu ramai.
Kemudian kami beristirahat untuk menyantap makan siang di Wisata Alam Lereng Cibolang. Tempat ini menyediakan spot foto yang ciamik, tiket masuk ke spot foto Rp. 8.000/orang. Biaya tersebut untuk 2 spot foto keren yang salah satunya adalah lantai kaca. Wisata Alam Lereng Cibolang ini berada di lokasi menuju Wisata Negeri Di Atas Awan Citorek.
Setelah selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Gunung Halimun.
Meskipun tanjakannya curam dan panjang tetapi tidak ada kendala berarti bagi kami dalam perjalanan ke kaki Gunung Halimun. Karena akses jalan ke kaki gunung halimun sudah beton meskipun jalanannya tidak lebar.

Kondisi jalan di Kaki Gunung Halimun – Photo by Yowen
Di mulailah petualangan touring kami sesungguhnya. Beberapa kali kami salah mengambil jalur jalan sehingga kami harus putar balik. Ditambah kondisi yang tidak ada sinyal di lokasi ini mempersulit perjalanan kami ke Taman Wisata Gunung Halimun Salak.

Rasa penasaran kami tentang Gunung Halimun yang konon kabarnya merupakan tempat sarang Macan Tutul membuat kami terus melanjutkan petualangan ini.
Tak terasa hari makin gelap dan jalan yang kami lalui tambah terjal. Jalan rusak yang berbalut batuan besar harus kami lewati.
Bahagia sekali ketika kami sudah melihat tanda yang menunjukan kami akan memasuki Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Tempat ini juga merupakan kawasan Latihan Pasukan Brimob.
Ternyata rasa bahagia tak lama sirna karena tidak ada tanda kalau kami akan sampai di lokasi yang kami tuju. Sedangkan jalan yang kami lewati semakin terjal, terlebih tidak ada penerangan dan rumah warga di sisi jalan yang kami lewati.
Akhirnya rasa takut menghampiri kami berempat, nyali kami belum cukup jika nantinya dalam perjalanan harus bertemu dengan macan tutul.
Kami putuskan untuk mencari perkampungan warga untuk sekedar istirahat malam. Ternyata ada perkampungan yang hanya dihuni 11 orang. Jalan menuju kampung ini tak kalah terjalnya. Uniknya perkampungan ini masih menggunakan listrik menggunakan turbin, alhasil kami melihat lampu yang redup terang akibat tegangan yang tak stabil.
Kebetulan di perkampungan tersebut ada sebuah warung kecil. Beruntung sekali kami bisa beristirahat dan menyantap makan malam mie goreng instant disini. Sambutan warga disini kepada kami pun sangat baik.
Setelah cukup beristirahat, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang. Meskipun touring kami kali ini tidak sampai di tujuan awal, tetapi perjalanan ini cukup membuat kami happy.
Nantikan perjalanan kami berikutnya.
Pokoknya yang penting.. Healing Kuy..! Enjoy Time…